Di antara makna cinta adalah kecenderungan, kesejiwaan, kecocokan, kesamaan, dan makna sejenis lainnya. Karenanya, ada seorang wanita yang biasa-biasa saja berjodoh dengan lelaki yang rupawan, parlente, dan kaya raya; atau seorang lelaki yang pendek, gendut, berkulit hitam, tapi berjodoh dengan wanita yang tinggi, berkulit bening, cantik, semampai, dan pesona fisik lainnya.
Maka sebagai seorang pemuda, jangan pernah berputus asa jika cintanya tak berbalas. Jangan bersedih hati hingga berpikir bahwa Allah Ta’ala berlaku tidak adil. Bahkan, sosok sememesona ‘Umar bin Khaththab, ‘Ali bin Abi Thalib, dan Zubair bin Awwam pun pernah ditolak lamarannya oleh wanita yang sama.
Siapakah wanita shahabiyah Nabi ini? Apa alasannya hingga menolak tiga lamaran sahabat nabi yang dijamin masuk surga ini?
Dikutip oleh Rahmat Idris dalam Dua Jiwa Satu Surga, disebutkan seorang muslimah di zaman Nabi yang bernama Ummu Aban binti ‘Utbah bin Rabi’ah bin ‘Abdu Syams.
Lelaki pertama yang melamarnya adalah ‘Umar bin Khaththab, sosok khalifah kebanggaan kaum muslimin setelah Abu Bakar ash-Shiddiq yang juga menjadi mertua Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Jika kita berpikir bahwa tak ada satu pun alasan untuk menolak lelaki yang ditakuti oleh setan ini, faktanya tidaklah demikian. ‘Umar ditolak dengan alasan, “Jika pulang ke rumah, ia memikirkan masalah. Dan, jika keluar dari rumah, ia juga memikirkan masalah.”
Hal itu terjadi lantaran ‘Umar amat memikirkan akhirat sehingga melupakan dunia. Dia hidup di dunia, tetapi seperti melihat Rabb semesta alam dan mencium bau surga.
Maka pelamar yang kedua adalah Zubair bin Awwam sang pemuka Quraisy yang memiliki karunia harta. Namun, lamaran sahabat Nabi ini pun ditolak dengan alasan, “Istrinya hanya akan mendapatkan pakaian yang bagus dan sanggul darinya.”
Dan, ‘Ali bin Abi Thalib pun mengambil giliran sebagai pelamar ketiga yang bernasib serupa. Alasannya, “Istrinya hanya akan terpenuhi sesuai kebutuhannya saja, dan ia akan mengatakan begini dan begitu (menyampaikan alasan/pendapat agar istrinya tidak menyampaikan selain apa yang dibutuhkan).”
Setelah tiga lamaran yang berujung penolakan sebab alasan sifat dan kecocokan yang dilamar dengan sosok pelamar, maka datanglah lelaki surga keempat yang sampaikan lamaran. Qadarullah, lelaki inilah yang diterima lamarannya.
Sebab, “Aku telah mengenal akhlaknya; jika masuk rumah, ia akan memasukinya dengan tertawa, dan jika keluar rumah, ia akan keluar dengan tersenyum. Jika aku meminta sesuatu, ia akan memberikannya; jika aku diam, dia akan memulai pembicaraan; jika aku melakukan sesuatu, ia akan berterima kasih; jika aku berbuat salah, ia akan memaafkannya.”
Penolakan tiga sahabat Nabi dalam kisah ini bukan disebabkan keshalehan atau kualitas kepribadiannya. Mereka tidak diterima hanya karena kecenderungan sosok yang dilamar, sebab jiwa memiliki kekhasannya masing-masing.
Kemudian, siapakah sahabat yang diterima lamarannya? Ia adalah Thalhah bin ‘Ubaidillah. [Pirman]
10 Comments
Comments are closed.