Lakukanlah semua amal shalih karena Allah Ta’ala, niscaya Dia akan memberikan balasan terbaik atas amal yang kita kerjakan. Tinggalkanlah segala larangan dan keburukan karena Allah Ta’ala, niscaya Dia akan limpahkan semua kebaikan dan kehalalan kepada kita.
***
Siang itu, seorang istri membawa teman-teman ngajinya ke rumah. Ia adalah pengantin baru. Suaminya yang sehari-hari berjualan sarung dan busana muslim itu, kebetulan sedang di rumah. Hari itu, jatah liburnya.
Tatkala melihat serombongan muslimah berkerudung lebar nan anggun itu, hatinya bergetar. Padahal, tamu-tamu istrinya itu masih di halaman rumah, jaraknya masih puluhan meter dari tempatnya duduk santai sembari membaca buku-buku kajian keislaman. Kemudian, getar di sanubarinya bertambah ketika sang istri mengucap lembut di rahang pintu, “Assalamu’alaikum.”
Lepas dijawab dengan yang lebih baik, sang istri pun menghampiri suaminya. Jabat dan cium tangan, cium pipi kanan dan kiri, lalu kecup kening dengan amat lembut. Romantis. Seraya memberi kode, si istri berkata, “Abang masuk kamar ya. Mereka ini teman-teman ngaji.”
Si suami pun menurut. Sembari melanjutkan bacaannya, sesekali sosok agak gemuk ini mencuri dengar atas percakapan muslimah-muslimah dan istrinya itu di ruang tamu. Sekitar satu jam berikutnya, tamu-tamu bidadari dunia itu pun pamit.
Segera saja, sang suami keluar kamar. “Neng,” ucap sang suami, “tamunya sudah pulang?”
“Iya, Bang,” jawab sang istri sembari terus merapikan piring dan gelas bekas sajian makanan.
“Tadi Abang gemeteran, Neng,” lanjut sang suami.
“Emang kenapa, Bang?” tanya sang istri. Penasaran.
“Abang kira, satu di antara mereka akan dita’arufkan dengan Abang.”
“Dasar!” jawab sang istri sembari mendaratkan cubitan mesra di pinggang suaminya itu.
***
Sang istri sedang ada kegiatan dakwah di luar rumah. Diantar di waktu Dhuha oleh sang suami, muslimah teduh wajahnya ini belum pulang hingga Zhuhur menyapa.
“Mas,” sapanya kepada sang suami melalui pesan singkat, “sudah makan siang atau belum?”
“Sudah dong,” jawab suaminya santai.
“Makan siang di mana?”
“Ya di rumahlah, Cin. Emang di mana lagi?” tanya balik sang suami.
“Kirain di rumah ‘Adik’, Mas.” goda sang istri.
“Loh? Emang sudah diizinkan?” jawab sang suami sembari sertakan emotikon genit kepada istrinya.
***
Bahwa poligami itu suatu amalan sunnah yang diizinkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Maka, janganlah menolaknya hanya karena bisikan nafsu. Jika pun ada yang salah, letaknya ada pada oknumnya. Bukan poligaminya. Maka, jangan lagi salahkan poligami! [Pirman/Keluargacinta]