Lanjutan dari Beginilah Cara Rasulullah Selesaikan Konflik Rumah Tangga
Tunjuk Penengah
Hendaknya disepakati oleh kedua belah pihak, orang yang dihormati oleh keduanya, terkenal dan terbukti sifat bijaksananya, dan tidak memiliki niat buruk untuk mengacaukan konflik yang terjadi dengan memperparah masalah.
‘Aisyah memilih Abu Bakar sebagai ayah yang bijak. Dan, Nabi menyepakatinya sebab Abu Bakar adalah sahabat terbaik yang tidak pernah mendustai beliau dalam seluruh interaksinya.
Perlakukan Pasangan dengan Baik
Sebenarnya, Rasulullah bisa saja menolak usul ‘Aisyah yang memilih Abu Bakar sebagai penengah. Asumsinya, seorang ayah akan lebih berpihak kepada anak kandungnya daripada menantu. Tetapi, beliau menyepakati hal ini sebagai bentuk menghargai dan menghormati pasangan. Dengan sikap itu, sejatinya, pasangan-terlebih lagi istri-akan merasa telah ‘memenangkan’ konflik sehingga perasaannya pun mulai luluh.
Jangan Tabung Masalah
Siang berkonflik, sore selesai, malam pun damai. Malam bermasalah, dikelarkan saat hendak tidur, bangun pagi pun bebas dari masalah. Seperti itu, seterusnya. Selesaikan segera. Jangan disimpan. Apalagi hingga berbilang hari, bulan dan tahun. Na’udzubillah.
Dalam riwayat agung ini, keduanya sepakat mengakhiri konflik seketika kemarahan Abu Bakar pecah. Dan sore harinya, damai pun melingkupi keduanya. Masya Allah…
Jangan Mudah Merajuk
Bukankah Ummu ‘Aisyah bisa saja langsung berlari menuju rumah ayahnya yang terletak tak jauh dari rumah Nabi? Bukankah mudah bagi Ummu ‘Aisyah untuk berkata, “Aku pulang ke rumah ayah. Aku menunggumu datang dan meminta maaf.”
Tapi, bukan begitu akhlak seorang muslimah shalihah. Apalagi istri seorang Nabi. Muslimah-muslimah shalihah itu mengerti bahwa konflik dalam rumah tangga merupakan keniscayaan. Mereka pun memahami, konflik yang diselesaikan dengan baik akan mendatangkan pahala, dan cinta antara pasangan pun bisa semakin berbunga dan berbuah.
Jangan Salah Meneladani
Rumah tangga Nabi adalah contoh terbaik. Allah Ta’ala yang lengsung mendidik mereka. Allah Ta’ala senantiasa mengawasinya selama dua puluh empat jam. Bahkan, meski konflik pun atas Kehendak-Nya, Dia pulalah yang menurunkan solusi atas segala persoalan yang terjadi.
Maka, jadikan rumah tangga Nabi sebagai teladan terbaik. Jangan berpaling, apalagi mencoba memuaskan diri dengan rumah tangga selainnya. Apalagi, jika kita meneladani Nabi, ada ganjaran sunnah yang balasannya surga.
Pelajarilah kehidupan mereka, ingat-ingat, sampaikan kepada pasangan, dan wakafkanlah seluruh hidup untuk meneladaninya. Insya Allah, rumah tangga kita akan dilimpahi keberkahan hingga berlanjut dalam rumah tangga di surga-Nya kelak. Aamiin. [Pirman/Keluargacinta]
1 Comment
Comments are closed.