Banyak orang yang mengeluhkan keromantisan pasangannya. Meski minimnya keromantisan dialami pula oleh pasangan yang baru menikah, fenomena tidak romantis lebih banyak dialami oleh pasangan yang telah lama menikah.
Padahal, mereka yang telah menjalani kehidupan rumah tangga dalam masa yang panjang lebih membutuhkan perkataan, sifat, dan perlakuan-perlakuan romantis dari pasangannya.
Maka mereka yang tetap romantis di usia senja adalah fenomena amat langka. Benar-benar sukar didapati. Amat sulit pula untuk diteladani. Beruntungnya, kita masih mendengar kisah-kisah romantis dari generasi-generasi terdahulu sehingga bisa turut meneladani sebagaimana kemampuan terbaik yang kita miliki.
Adalah Aminah Abidin yang menuturkan tentang kehidupan rumah tangga sepasang aktivis dakwah sebagaimana dikutip oleh Salim A Fillah dalam Bahagianya Merayakan Cinta. Ialah Ummu Usamah dan Ustadz Hasan Hudhaibi yang merupakan salah satu petinggi organisasi dakwah Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Berdasarkan penuturan Aminah Abidin, Ummu Usamah benar-benar menakjubkan sebagai seorang istri. Beliau tidak menemui suaminya di waktu Dhuha dengan pakaian di waktu Subuh dan tidak menemui suaminya di waktu Ashar dengan busana di kala Zhuhur.
Hal itu didapati oleh Aminah Abidin dalam kunjungannya di rumah Ummu Usamah selama tiga hari dalam rangka silaturahim, untuk menautkan hati.
Lebih lanjut, Ummu Usamah melepas kepergian Ustadz Hasan Hudhaibi di waktu pagi dengan pelepasan terbaik, kemudian mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin guna menyambut kedatangan suaminya di senja hari.
“Tak cuma itu, ia memberikan semangat kepada suaminya saat keluar dan bersiap-siap untuk menyambutnya saat pulang dengan hal-hal indah layaknya dua pengantin yang sangat serasi di hari-hari pertama pernikahannya.” pungkas Salim A Fillah menuturkan.
Padahal, usia Ummu Usamah dan Ustadz Hasan Hudhaibi ketika itu berkisar pada bilangan enam puluh lima tahun. Bukan lagi pengantin baru. Bukan pula pasangan yang baru merasakan nikmatnya cicipan kesibukan penghuni surga.
Kisah-kisah sejenis ini harus senantiasa kita baca, lantas diamalkan dalam kehidupan rumah tangga yang kita jalani. Hal-hal indah harus diupayakan agar pernikahan yang kita jalani bisa bertahan hingga masing-masing atau keduanya meninggal dunia lalu berlanjut menjadi pasangan di surga-Nya.
Ketiadaan hal-hal indah dalam rumah tangga adalah pemicu utama lahirnya kebosanan, saling menyalahkan, hingga berujung pada perceraian yang amat dibenci oleh Allah Ta’ala, meski hukumnya halal.
Selamat mencoba. Semoga Allah ta’ala memberkahi rumah tangga kita. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]