Suatu hari, istri tiba-tiba menangis. Saya berusaha menenangkan sembari bertanya sebabnya.
“Abi sudah tidak mencintai Ummi,” ucapnya sambil sesenggukan.
Saya terkejut. Ada apa gerangan?
“Abi sudah lama nggak ngomong cinta.”
Sebenarnya saya mau tertawa. Bingung dan lucu bercampur jadi satu. Tapi saya memahami bahwa wanita selalu benar. Jangan pernah mendebatnya dalam kondisi seperti ini.
Saya juga berusaha mengingat berapa hari saya tidak ngomong cinta. Tapi itu tak penting lagi, Ada hal lebih penting yang harus saya lakukan. Lebih tepatnya, saya ucapkan.
“Aku mencintaimu, Sayang. I love you.”
“I love you too.” Seketika dia menjawab dan berhenti menangis.
Lima Bahasa Cinta
Menikah itu butuh seni mencintai. Terkadang ada suami istri yang sebenarnya saling mencintai tetapi istri merasa tidak dicintai. Atau sebaliknya, suami merasa tidak dicintai.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Boleh jadi seseorang mengungkapkan cinta kepada pasangannya dengan bahasa cinta yang berbeda.
Misalnya, suami merasa sudah mencintai istrinya dengan nafkah dan perlindungan terbaik, tetapi istri merasa belum dicintai karena baginya cinta adalah memberikan waktu berkualitas untuk keluarga. Jalan-jalan bersama dan kencan berdua. Sementara hampir setiap hari suaminya sibuk bekerja.
Atau sebaliknya, istri sudah mencintai suami dengan menggunakan seluruh waktunya untuk keluarga. Semua pekerjaan rumah tangga ia kerjakan. Ia juga mengungkapkan cinta melalui kata-kata. Namun, suami merasa istri kurang mencintai karena kurang sentuhan saat berduaan.
Gary Chapman menemukan ada lima bahasa cinta:
- Words of affirmation
- Quality time
- Receifing gifts
- Acts of service
- Physical touch
Umumnya, setiap orang memiliki satu bahasa cinta yang dominan. Ketika dicintai dengan bahasa cinta yang tepat, ia merasa sangat dicintai oleh pasangannya.
Nah, tugas suami adalah menemukan bahasa cinta istri lalu menerapkannya dalam mencintai. Pun sebaliknya bagi istri kepada suami.
Baca juga: Ciri-ciri Istri Sayang Suami
Bahasa Cinta Rasulullah
Luar biasanya, kalau kita baca sirah nabawiyah dan hadits-hadits Nabi, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memenuhi lima bahasa cinta itu seluruhnya. Lalu, beliau menggunakan bahasa cinta yang tepat pada saat yang tepat.
Rasulullah sangat terampil dengan kata-kata penegasan cinta (words affirmation). Beliau mengajarkan kepada sahabat untuk mengucapkan cintanya kepada sahabat yang lain. Apalagi dalam cinta suami istri, tentu lebih perlu lagi.
Rasulullah biasa memanggil Aisyah radhiyallahu ‘anha dengan humaira. Ini merupakan words affirmation yang sangat romantis. Beliau juga terang-terangan ketika sahabat bertanya tentang siapa orang yang paling beliau cinta, Rasulullah tegas menjawab Aisyah.
Jangan tanya soal quality time. Meskipun Rasulullah adalah orang paling sibuk sedunia dengan dakwah dan jihadnya, beliau selalu menyempatkan waktu untuk istri dan keluarga. Misalnya bagaimana Rasulullah lomba lari dengan Aisyah, menemaninya menonton parade militer, hingga setiap bepergian mengundi siapa istri yang beliau bawa.
Pun receiving gifts, beliau adalah teladan terbaik. Memberikan hadiah untuk istrinya bahkan menganjurkan umatnya untuk saling memberi hadiah. Tahaaduu tahaabuu; salinglah memberi hadiah niscaya kalian saling mencintai.
Act of service beliau juga sangat luar biasa. Rasulullah membantu istrinya dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Beliau biasa memperbaiki sandal dan menjahit bajunya.
Demikian pula dalam physical touch. Rasulullah mencium istri beliau ketika berpuasa. Rasulullah juga pernah mandi berdua dengan istrinya. Sudahkah kita berusaha meneladani beliau? [Muchlisin BK/KeluargaCinta]