Berumah tangga adalah salah satu sarana untuk belajar sosialisasi dalam masyarakat. Sebuah rumah tangga tidak mungkin hidup sendiri tanpa peran tetangga atau masyarakat sekitarnya. Dalam Islam, tetangga memiliki peran yang amat penting. Bahkan bisa menjadi salah satu penentu bagi seseorang akan kelangsungan hidupnya di akhirat kelak.
Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, Nabi Muhammad Saw mengingatkan tentang tiga dosa besar. Pertama, mempersekutukan Allah Swt dengan sesuatu selain-Nya. Kedua, orangtua yang membunuh anaknya karena khawatir terkait jatah rezekinya. Ketiga, orang yang berzina dengan istri tetangganya. Demikianlah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang dikutip oleh Syeikh Dib al-Bugha dalam syarah “al-Wafi”.
Dikisahkan oleh Abu Syuraikh, suatu hari Rasulullah Saw berkata, “Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Sebab kaget dan tidak paham, ada sahabat yang bertanya, “Siapakah yang tidak beriman, ya Rasulullah?” Rasul menerangkan, “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari ulah buruknya.” (Hr. Imam Bukhari)
Begitulah peran penting tetangga. Menyakiti mereka adalah salah satu amalan yang dijamin atasnya neraka. Bahkan, shalat malam dan puasa yang dilakukan seseorang, saat ia sengaja menyakiti tetanganya, tak bermanfaat baginya pahala amalan unggulan itu.
Hari itu, Abu Hurairah mendatangi Rasulullah Saw. Beliau menyampaikan tentang seseorang yang melakukan shalat malam dan puasa sunnah. Namun, lanjut Abu Hurairah, orang tersebut menyakiti tetangganya. Rasulullah Saw pun bersabda, “Tidak ada kebaikan puasa dan shalat malam baginya,” lanjut Sang Nabi, “dia berada di neraka.”
Demikianlah hukuman yang akan diberikan oleh Allah Swt bagi siapa yang menyakiti tetangganya. Yang harus dilakukan oleh keluarga muslim adalah berbuat baik kepada tetangganya. Baik dengan kerja-kerja sosial ataupun mengingatkan mereka untuk kembali kepada Allah Swt.
Di uraian nan singkat tentang larangan menyakiti tetangga ini, mari akhiri dengan sabda mulia Rasulullah Saw yang driwayatkan oleh Imam Ahmad. Ada yang bertanya kepada Nabi, “Si Fulan mendirikan shalat wajib, berpuasa Ramadhan dan bersedekah dengan sesuatu yang sedikit,” lanjut penanya, “tak ada amalannya yang lain,” tetapi, “dia tak menyakiti tetangganya.” Rasulullah Saw pun bersabda, “Dia berada di surga.” [Pirman]