Hampir semua keluarga menghadapi masalah keuangan. Keluarga dengan banyak anggota bermasalah dalam hal lebih besarnya pasak daripada tiang. Keluarga yang baru merintis usaha tak kunjung menemukan mata air rezeki. Keluarga dengan penghasilan cukup dan berlebih diuji dengan tindakan boros, serta masalah-masalah keuangan lainnya.
Sayangnya, banyak yang tidak sadar hingga salah mencari solusi. Padahal, terkait masalah keuangan keluarga ini, al-Qur’an al-Karim sudah memberikan 5 kiat yang amat jitu untuk menguraikannya.
Sadari Sumber Rezeki
“Dan Tuhanmu Mahakaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain.” (Qs. al-An’am [6]: 133)
“Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata, ‘Allah mempuyai anak.’ Mahasuci Allah. Dialah yang Mahakaya. kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (Qs. Yunus [10]: 68)
“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir. Dan siapa yang kikir, sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Mahakaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya). Dan jika kamu berpaling, niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” (Qs. Muhammad [47]: 38)
Di dalam tiga ayat tersebut, Allah Ta’ala menegaskan bahwa Dia Mahakaya. Hendaknya para keluarga Muslim menyadari hal ini hingga meras cukup dan tergantung hanya kepada Zat yang Mahakaya. Jika pun merasa perlu dengan kekayaan, hendaknya hanya memohon kepada-Nya dan jangan sekali-kali meminta kepada selain-Nya.
Pemahaman bahwa Allah Ta’ala Mahakaya harus diiringi dengan tindakan yang optimis. Bahwa inti dari usaha adalah ibadah, sedangkan Dia yang Mahakaya bisa saja membagi kekayaan-Nya, sesuai dengan cara-Nya, tidak harus dengan cara yang kita kehendaki atau inginkan.
Allah Mahakaya juga harus menjadi pelecut, tiada yang mustahil bagi-Nya untuk memberikan kekayaan kepada siapa pun. Kita hanya perlu menjawab dan mengupayakan, “Layakkah kita dititipi kekayaan?”