Lanjutan dari 5 KIAT DARI AL-QUR’AN UNTUK ATASI MASALAH KEUANGAN KELUARGA (3)
Terus Usaha, Pantang Putus Asa
“(Siksaan) yang demikian itu karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. al-Anfal [8]: 53)
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Qs. al-‘Ankabut [29]: 69)
Allah Ta’ala Maha Berkehendak. Tapi, Dia juga memberikan kemampuan kepada hamba-hamba-Nya untuk berkehendak. Di sinilah wilayah ikhtiar yang harus dilakukan oleh seorang hamba, meski Dia Ta’ala Mahakuasa untuk memberikan rezeki kepada seluruh makhluk-Nya tanpa ikhtiar sedikit pun.
Maryam binti ‘Imran memang tidak berusaha, tapi Allah Ta’ala memberikan rezeki kepadanya. Bahkan, buah-buahan surga langsung diturunkan oleh-Nya, di mihrabnya, sepanjang waktu. Namun, sadarilah bahwa dzikir dan ibadah-ibadah yang dilakukan oleh Maryam adalah sebentuk usaha, merupakan bagian dari ikhtiar yang ikhlas hingga Allah Ta’ala memberikan karunia-Nya tanpa batas.
Tapi ingat, ibunda Hajar harus berlari antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali, lalu Allah Ta’ala mengilhamkan kepada Ismail kecil untuk menghentakkan kaki yang dengannya Jibril menggali mata air zam zam yang tidak pernah kiring hingga kini. Pun dengan upayanya menggoyang-goyang pohon kurma, meski terkesan mustahil dan sia-sia.
Dalam kerja-kerja itulah Allah Ta’ala berikan keajaiban. Dia memiliki Sunnatullah yang mustahil diingkari. Kerja-kerja itulah yang harus dilakukan dengan menyebut nama-Nya, dalam rangka dzikir kepada-Nya, dan dikerjakan dengan tawakkal yang penuh kepada-Nya. Itulah kerja-kerja cerdas yang bernilai ibadah, dan insya Allah menjadi sarana tercurahnya rezeki dari-Nya.
Penting diperhatikan, jangan sampai kerja yang dilakukan oleh keluarga Muslim menjadi penghalang antara mereka dengan Allah Ta’ala. Pastikan kehalalannya dari hulu sampai ke hilir, dari awal sampai akhir. Jangan sekali pun menolerir hal-hal yang haram, sebab kesudahannya amat buruk bagi keluarga, di dunia dan akhirat.
Semoga Allah Ta’ala menguatkan usaha kita. Semoga Allah Ta’ala mencukupkan kita dengan yang halal dan tiada sedikit pun ketertarikan dengan yang haram.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]