Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi Rahimahullah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda bahwa orang yang paling baik adalah mereka yang paling memesona akhlaknya, dan yang terbaik di antara para manusia adalah sosok yang paling bagus perangainya kepada istrinya.
Dalam hubungan rumah tangga, komunikasi adalah keniscayaan. Komunikasi menjadi bagian paling krusial yang menentukan bahagia dan berkahnya sebuah keluarga. Jika komunikasi berjalan baik, maka kebahagiaan rumah tangga adalah jaminan. Pun sebaliknya.
Dalam berkomunikasi, ada satu hal yang patut diperhatikan. Kelembutan. Sebagaimana komunikasi yang tidak terbatas pada perkataan yang terlontar, pun dengan kelembutan. Ada kelembutan tutur kata, ada pula kelembutan sikap.
Kelembutan dalam sebuah rumah tangga adalah keharusan. Seorang suami harus bertutur kata dan berlaku lembut kepada istri serta anak-anaknya. Begitupun seharusnya sikap para anak dan istri kepada ayah, suami, dan anggota keluarga yang lain.
Kelembutan bukan hanya bermanfaat saat keluarga tengah mendapati bahagia. Ketika konflik, saat masa-masa sulit menggelayuti, kelembutan adalah keniscayaan bagi kelangsungan rumah tangga.
Seorang suami yang lembut, sepelik apa pun persoalan yang dihadapi, separah apa pun kesalahan yang dilakukan oleh istri-istri dan anak-anak, ianya tidak akan melakukan kekerasan dalam tutur apalagi kekerasan fisik.
Sifat lembut akan membimbingnya pada tindakan penuh hikmah. Bersabar. Meminta konfirmasi. Dilanjutkan dengan analisa persoalan dan menyampaikan solusi terbaik dengan cara yang baik pula.
Sebaliknya, jika seorang suami terbiasa dengan sifat dan perilaku kasar, ia akan segera memvonis, menghakimi, menyumpah serapahi, hingga melakukan aniaya secara fisik kepada anak-anak dan istrinya.
Kekerasan dalam rumah tangga, apa pun alasannya, bukanlah perbuatan yang direkomendasikan oleh agama. Memukul hanya dibolehkan dilakukan di area tertentu, itu pun dengan niat membuat jera dan tidak melukai secara kasar. Tentunya, pukulan tersebut juga diberikan setelah melakukan serangkaian nasihat bijak, diskusi, dan dilakukan berulang kali. Bukan seketika itu, saat anak-anak dan istri-istri baru mengerjakan satu kekeliruan.
Sifat dan sikap lembut ini juga direkomendasikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim Rahimahumullah. Bahwa seorang wanita terbuat dari tulang rusuk. Kudu diingatkan dengan lembut. Jangan diingatkan secara kasar karena bisa patah. Dan jangan pula dibiarkan hingga bengkoknya semakin parah.
Semoga suami-suami Anda dimudahkan untuk memiliki sifat dan perilaku ini. Semoga para Muslimah dimudahkan untuk mendapatkan suami-suami terbaik dengan ciri ini. Sebab, jika sebaliknya, rumah tangga Anda akan menjadi neraka sebelum neraka yang sebenarnya.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]