Doa ini pernah dibaca salah seorang shahabiyah saat suaminya gugur syahid. Dan kemudian ia mendapatkan persis sebagaimana hadits yang ia dengar. Ia pun mendapatkan suami yang lebih baik daripada suaminya yang syahid.
Nama shahabiyah itu adalah Hind binti Abu Umayyah bin al-Mughirah bin Abdullah bin Amr bin Makhzum. Ayahnya adalah seorang tokoh Quraisy yang sangat dermawan, sehingga mendapat julukan ”Zaad ar-Rakbi” (pemberi bekal kafilah). Ibunya adalah Atikah binti Amir bin Rabi’ah al-Kinaniyah yang juga memiliki kedudukan terhormat di masyarakat.
Hind binti Abu Umayyah menikah dengan Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Makhzum al-Qurasyi. Keduanya adalah pasangan suami istri yang masuk Islam pada masa awal. Karena sering mendapatkan tekanan dan siksaan di Makkah, keduanya ikut hijrah ke Habasyah. Di sanalah lahir anak mereka, Salamah. Karenanya Hind binti Abu Umayyah memiliki nama kuniyah Ummu Salamah. Sedangkan suaminya memiliki nama kuniyah Abu Salamah.
Setelah kembali ke Makkah, Abu Salamah dan Ummu Salamah kemudian hijrah lagi ke Madinah. Namun, perjalanan hijrah itu tidak berjalan mulus. Ummu Salamah tidak bisa berangkat karena ditahan oleh keluarganya selama satu tahun. Tahun berikutnya, ia baru bisa menyusul suaminya ke Madinah.
Ummu Salamah sangat bahagia bisa bersatu kembali dengan Abu Salamah. Sayangnya, kebahagiaan itu tidak lama. Dalam Perang Badar, Abu Salamah terluka. Luka itu sempat sembuh, tapi kemudian kambuh kembali hingga ia wafat pada tahun 3 hijriah.
Doa Ketika Mendapat Musibah
Nah, ketika suaminya wafat itulah, Ummu Salamah berdoa sebagaimana doa yang Rasulullah ajarkan saat mendapat musibah. Ummu Salamah berdoa:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
(Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Allahumma ajurnii fii mushiibatii wa akhliflii khairan minha)
Artinya:
Sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah balasan pahala atas musibahku ini dan gantilah dengan yang lebih baik.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda mengenai doa ini:
مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
Tidaklah seorang hamba tertimpa musibah lalu ia mengatakan: Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Allahumma ajurnii fii mushiibatii wa akhliflii khairan minha (Sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah balasan pahala atas musibahku ini dan gantilah dengan yang lebih baik) melainkan Allah memberinya pahala atas musibah tersebut dan mengganti kehilangannya dengan sesuatu yang lebih baik. (HR. Muslim)
Baca juga: Suami Dayyuts
Mendapat Suami yang Lebih Baik
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha tidak pernah meragukan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia yakin, sabda Rasulullah pasti benar. Hanya saja ia bertanya-tanya dalam hati, “Siapakah yang lebih baik dari Abu Salamah?”
Bagi Ummu Salamah, Abu Salamah adalah cinta terbaiknya. Siapa yang lebih baik dari Abu Salamah? Bahkan bagi Ummu Salamah, Abu Bakar Ash Shiddiq dan Umar bin Khattab pun tidak lebih dari Abu Salamah. Karenanya, ketika Abu Bakar melamar Ummu Salamah, ia menolaknya. Pun saat Umar bin Khattab melamar, Ummu Salamah menolaknya.
Setelah itu, Rasulullah melamar Ummu Salamah. Betapa terkejutnya Ummu Salamah. Sama sekali ia tak berpikir bahwa laki-laki terbaik yang melamarnya ternyata adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
“Wahai Rasulullah, siapa aku ini untuk tidak menerimamu. Tapi aku adalah seorang wanita yang sangat pencemburu. Aku khawatir Anda melihat pada diriku sesuatu yang menyebabkan aku diadzab oleh Allah. Dan aku adalah wanita yang sudah berusia dan memiliki anak-anak,” kata Ummu Salamah setelah Rasulullah melamarnya.
Rasulullah mengerti perasaan Ummu Salamah. “Yang Engkau sebut berupa kecemburuan, Allah akan menghilangkan hal itu darimu. Tentang umurmu, aku pun telah berumur sebagaimana engkau. Dan tentang anak-anakmu, anak-anakmu juga anak-anakku.”
Ummu Salamah pun menerima lamaran Rasulullah. Dan ia pun menjadi ummul mukimin sejak tahun 4 hijriah.
“Sungguh Allah telah mendapatkan ganti yang lebih baik dari Abu Salamah untuk diriku, yakni Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,” kata Ummu Salamah mengisahkan keajaiban doanya.
Baca juga: Tabel Asmaul Husna
Doa Mendapat Suami yang Baik
Doa di atas sebenarnya adalah doa ketika mendapat musibah. Ia juga doa mendapat suami yang lebih baik. Yakni jika suaminya meninggal, berdoa dengan doa tersebut sebagaimana Ummu Salamah telah mencontohkannya.
Ada pun doa mendapat suami (pasangan hidup) yang baik, berikut ini doa yang ada dalam Al-Qur’an:
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Doa tersebut tercantum dalam Surat Al Furqan ayat 74. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/KeluargaCinta]