Sejenak mari kita evaluasi diri secara lengkap. Sejauh mana kita memperbaiki diri dan bertaubat atas segala dosa/kesalahan. Selain perbaikan dan taubat, evaluasi seharusnya juga mencakup kenapa kita melakukan dosa/kesalahan tersebut. Sudah barang tentu iblis yang menggoda kita, namun kenapa kita sampai terbujuk?. Kiranya perlu kita mutaba’ah dan muhasabah diri secara komprehensif agar lebih tahan terhadap godaan ataupun gangguan iblis.
Iblis sangat pandai dan cerdas dalam menggoda manusia. Dari segala penjuru dan semua jurus digunakan untuk menjerumuskan manusia ke lembah nista yang bernama dosa. Kalaupun iblis kalah, selalu saja ada celah yang bisa membuat iblis tersenyum ceria. Sungguh hal ini yang sering tidak manusia duga. Seolah-olah hal tersebut baik dan tidak mengapa, tetapi sejatinya termasuk jebakan iblis yang membuat manusia merana.
Ada dua hal yang dibisikkan iblis saat manusia menolak ajakannya. Dua hal tersebut yaitu:
- Ya udah, lakukan dosa atau hal negatif yang lebih ringan.
Seringkali saat manusia mampu menghadapi godaan iblis, manusia merasa menang dan tidak waspada. Padahal belum tentu iblis berhenti. Iblis selalu memanfaatkan celah apapun yang bisa dimasuki, agar manusia tetap tidak maksimal dalam setiap kebaikan. Bisikan yang pertama ini selalu dihembuskan dalam otak kita. Saat kita mampu menolak minum alkohol bersama teman, iblis bisikkan untuk bergadang , menonton atau menghabiskan waktu tanpa manfaat. Saat kita mengikuti kajian, iblis menggoda dengan keterlambatan dan atau ketidak seriusan. Dan contoh lain yang masih banyak lagi. Waspadalah, ini jebakan iblis yang cukup mematikan. Bisa jadi dari dosa atau hal negatif yang ‘ringan’ menjadi awal dosa besar yang tidak terampunkan.
- Ndak apa-apalah, nanti lakukan istighfar dan berbuat baik.
Memang benar adanya sesuai sabda nabi tercinta, bahwa kebaikan dan istighfar bisa menhapus dosa dan kesalahan. Namun tetap saja noda hitam dan hisab terhadapnya akan tetap dilakukan. Lagi pula siapa tahu umur dan kapan malaikat maut datang menjemputnya. Belum tentu setelah melakukan dosa lantas selalu ada waktu untuk taubat ataupun berbuat amal kebajikan. Siapa sangka maut datang saat melakukan dosa atau saat sebelum taubat dilakukan. Duhai, alangkah sikap ceroboh dan bahaya sekali jika menuruti bisikan iblis yang kedua ini. Bisikan menyesatkan dan membuat hati menjadi lalai. Iblis tersenyum sumringah jika ada manusia yang terjerumus dalam bisikan dan jebakan membahayakan ini.
Dosa dan salah memang tidak bisa lepas dari manusia. Namun bukan berarti hal tersebut menjadi alasan atau pembenaran untuk melakukan dosa/kesalahan tanpa ada evaluasi dan perubahan. Yakinlah iblis dan bala tentaranya senantiasa tidak rela dengan ibadah dan amal baik yang manusia lakukan. Mereka akan merusak atau mengurangi kesempurnaan ibadah dan amal baik manusia dari segala penjuru arah. Semua aspek kehidupan dan kesempatan digunakan iblis untuk menambah kawan. Tak lepas satu perangkap, iblis pasang dan jebak manusia dengan cara yang lebih halus lagi. Begitulah memang tabiat dan watak iblis yang harus kita waspadai.
Maka dari itu, mari kita jaga hati, fikiran dan perkataan kita dari segala bentuk bisikan dan godaan iblis. Jangan pernah lengah dan puas dengan segala kebaikan atau ibadah yang kita lakukan. Senantiasa waspada dan hati-hati dengan tipu daya mereka. Selalu lakukan muhasabah dan mutabaah terhadap amal serta dosa kita.
Semoga Allah SWT mudahkan dan kokohkan langkah serta usaha kita dalam menjaga hati, fikiran dan perkataan agar tetap sesuai syariatNya. Tanpa ternoda oleh bujuk rayu dan jebakan iblis yang memang terlihat manis tapi sebenarnya bengis. Semoga menjadi peringatan buat penulis khususnya dan pembaca sekalian. Wallahua’lam bishowab. [Syahrul M/Keluargacinta.com]