Inspirasi

Lelaki Miskin dan Tak Punya Apa-apa, Tapi Berani Menikah!

Para ulama berbeda pendapat tentang jenis mahar. Ada yang mengatakan bahwa mahar harus berbentuk barang, sedangkan yang lainnya menyebutkan tidak harus berupa barang. Di antara yang berpendapat bahwa mahar tidak harus berupa barang menjelaskan, ada begitu banyak riwayat yang menyebutkan, di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ada sahabat yang menikah dengan mahar bacaan al-Qur’an atau berupa mengajarkan sebuah ilmu.

Terkait mahar berupa bacaan al-Qur’an ada sebuah riwayat yang lumayan panjang. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari sahabat Sahl bin ‘Abdullah. Ini merupakan salah satu dalil dan sejarah mengapa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam membolehkan pernikahan dengan mahar bacaan al-Qur’an.

Tersebutlah seorang Muslimah yang mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Ia menyerahkan diri kepada manusia paling mulia itu. Sayangnya, Nabi tidak merespons dalam waktu yang lumayan lama hingga datanglah seorang laki-laki.

Laki-laki itu berkata, “Ya Rasulullah, seandainya Tuan tidak mau menikah dengan wanita ini, kawinkanlah aku dengannya.”

Nabi yang mulia menjawab, “Apakah engkau memiliki sesuatu untuk dijadikan mahar?”

“Tidak, ya Rasulullah. Aku hanya memiliki sarung yang aku pakai ini.” ujarnya jujur, sembari menunjuk sarung yang terpakai rapi.

“Jika kau serahkan sarungmu, tentu kau akan duduk tanpa kain lagi. Carilah sesuatu yang lain.” pinta Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.

Laki-laki ini berlalu untuk beberapa saat. Sekembalinya, dia melapor kepada Nabi, “Aku tidk menemukan apa-apa, ya Rasulullah.”

“Carilah. Meski cincin yang terbuat dari besi.” perintah nabi untuk kedua kali.

Agak lama mencari, laki-laki ini tidak menemukan apa pun. Dia kembali melapor ke Nabi dengan tangan hampa.

“Adakah padamu suatu ayat al-Qur’an?” tanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.

“Ada,” jawab sang laki-laki diikuti penyebutan beberapa nama surat.

“Sekarang, kamu berdua saya nikahkan dengan mahar bacaan al-Qur’an yang ada padamu.” pungkas Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.

Sungguh, ini riwayat yang indah. Riwayat suci yang menggambarkan orang-orang suci di zaman Nabi. Mereka memiliki keinginan yang besar untuk menjaga diri agar tetap suci dari segala jenis dosa, maksiat, dan zina.

Meski tak memiliki barang apa pun, laki-laki ini mendatangi Nabi dan ajukan kesiapan untuk menikah. Kini, ada begitu banyak laki-laki yang bekerja bahkan memiliki banyak aset kekayaan tapi enggan melangkah menuju hidup berkeluarga karena satu dan banyak alasan.

Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]