Ada yang mengatakan bahwa untuk memasuki malam pertama pernikahan tidak diperlukan ilmu apa pun. Sebab, ianya hanya siklus. Ianya merupakan hal-hal naluri yang pasti dipahami oleh seluruh manusia. Tanpa perlu diajari, semua pasangan pasti bisa menjalani malam pertama pernikahan mereka.
Pemahaman ini terjadi lantaran salahnya anggapan bahwa malam pertama hanya soal ‘itu’ (hubungan badan suami dan istri). Padahal, ada yang jauh lebih penting dari ‘itu’. Sayangnya, yang jauh lebih penting ini kerap dilupakan hingga berpengaruh dalam mengurangi bahagia dan berkah di dalam sebuah pernikahan.
“Engkau telah keluar dari kehidpan dimana engkau dibesarkan. Lantas engkau berpindah dari suatu ranjang yang belum pernah kau ketahui serta pendamping yang belum engkau kenali. Jadilah engkau bumi baginya, agar ia menjadi langit bagimu. Jadilah engkau buaian baginya, maka ia akan menjadi sandaran bagimu. Jadilah engkau seorang sariyah (pasukan perang), maka ia akan menjadi hamba bagimu.”
Kalimat nan agung ini disampaikan oleh Asma binti Kharijah di malam pertama putrinya. Ada nasihat agung yang harus senantiasa didengungkan di telinga dan hati pasangan suami-istri di malam nan mendembarkan itu. Ada pesan penting yang harus disampaikan, agar malam itu berkesan dan memiliki bekas yang mendalam.
Tentang karakter pasangan. Tentang keharusan. Tentang sikap. Dan banyak hal lain terkait interaksi yang kudu diupayakan oleh seorang pasangan kepada pendampingnya.
“Janganlah engkau menjauh darinya, sebab dia akan melupakanmu. Jika ia dekat kepadamu, maka mendekatlah engkau padanya. Jika ia sedang menjauh darimu, maka menjauhlah sejenak darinya. Jagalah penciumannya, pendengarannya, dan penglihatannya; agar ia tidak mencium darimu kecuali keharuman, tidak mendengar darimu kecuali kebaikan, dan tidak melihat darimu kecuali keindahan.”
Sebagaimana seseorang yang baru memasuki sebuah episode dengan rute yang amat baru, penting baginya untuk berilmu sebelum melangkah. Dan tugas para orang tua adalah memberikan ilmu, baik berupa nasihat langsung atau pun melalui buku-buku, kaset, atau materi lain yang bermanfaat bagi anaknya.
Anak pun demikian. Harus aktif mencari pengetahuan. Harus selalu berupaya memperbaiki diri dan membekali diri dengan apa yang telah diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Dalam nasihat singkat nan agung ini terdapat himbauan sangat berharga tentang kiat yang akan mengantarkan pasangan suami dan istri pada pengalaman dan sensasi lain sejak malam pertama. Ialah pemahaman tentang teknis berupa penampilan, juga soal sikap psikologis yang tak kalah pentingnya dalam mempengaruhi bahagia dan berkahnya sebuah pernikahan.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]