Dalam menjalani kehidupan rumah tangga sebagai suami atau istri, kita pasti pernah marah kepada pasangan. Entah memarahi atau dimarahi; entah sengaja atau tidak; apa pun sebabnya.
Marah kepada pasangan, sejatinya merupakan terminal yang bisa membuat cinta kepada pasangan semakin bertambah kualitasnya. Sebab setelah marah, ada mekanisme menautkan hati di antara kedua pasangan. Ada momen-momen yang disyariatkan Islam agar cinta kita makin merekah setelah konflik melanda.
Hari itu, sebagaimana diriwayatkan dari sahabat mulia Sahl bin Sa’d as-Sa’idi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam berkunjung ke rumah putri kesayangannya, Fathimah az-Zahra. Sesampainya di rumah sang putri, beliau tidak menjumpai menantu kesayangannya. ‘Ali bin Abi Thalib tidak di rumah.
“Wahai putriku,” tegur sang Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dengan lembut, “dimanakah anak pamanku?”
“Ayahanda,” ujar sang Fathimah sedih, “telah terjadi sesuatu antara kami. Dia marah kepadaku. Lantas, dia pergi.”
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam yang bijak tidak marah. Beliau diam sejenak, lantas meminta bantuan kepada para sahabat yang mulia, “Carilah ‘Ali bin Thalib.”
Tak lama kemudian, salah satu sahabat mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
“Wahai Rasulullah,” ujar sang sahabat melapor, “Aku menemukan ‘Ali bin Abi Thalib di masjid. Dia dalam keadaan tidur.”
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bergegas mendatangi masjid. Beliau dan sahabatnya langsung menuju lokasi tidurnya ‘Ali bin Thalib.
Di sana, sang menantu tertidur. Selendangnya jatuh dan menyentuh tanah. Sembari mengusap selendang sang menantu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam membangunkannya, “Bangunlah, hai Abu Turab! Bangun! Bangun, hai Abu Turab!”
Kisah yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim Rahimahumallahu Ta’ala ini dikutip oleh Ustadz Salim A. Fillah dalam buku Bahagianya Merayakan Cinta. Beliau menyebutkan, kejadian ini merupakan asal muasalnya hingga ‘Ali bin Abi Thalib sangat menyukai panggilan Abu Turab.
Ialah julukan baik yang disampaikan pertama kali oleh orang paling bermakna dalam kehidupan ‘Ali bin Thalib. Abu Turab sendiri bermakna biang debu atau orang yang dekat dengan tanah.
Inilah teladan yang indah. Inilah kisah yang abadi dalam catatan sejarah. Marah kepada pasangan hendaknya dihindari, kecuali jika ada aturan Allah Ta’ala yang dilanggar. Jika (terpaksa) marah, teladan dari ‘Ali bin Abi Thalib ini bisa menjadi cara alternatif untuk meredakan emosi.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]
*Beli buku Barakallahu Laka Bahagianya Merayakan Cinta tulisan Ustadz Salim A. Fillah di 085691548528