Dahulu, saat zaman masih disebut terbelakang, menceritakan keburukan pasangan menjadi sesuatu yang terlarang. Masing-masing diri menjaga untuk tidak membocorkan keburukan pasangannya. Bukan hanya merahasiakan keburukan tersebut dari keluarga dekat, tapi juga dari tetangga dan orang luar lainnya.
Sayangnya, kini, saat zaman diklaim semakin maju, budaya positif ini makin tergerus, bahkan habis tanpa sisa. Menceritakan keburukan pasangan menjadi umum. Bukan hanya kepada keluarga dekat, tapi tersiar luas bahkan bisa diketahui oleh orang lain yang berada di luar negeri sampai yang berada di generasi berbeda zaman.
Meski kemajuan teknologi menjadi salah satu sebab, sebab utamanya ada pada diri manusia pengguna teknologi itu sendiri.
Media sosial, misalnya, ia hanya benda mati yang bisa berfungsi jika digunakan. Status, cuitan, gambar, atau tayangan audio-visual mustahil tersebar jika tidak diunggah. Bahkan kamera cctv tak kuasa memasang dirinya sendiri. Semuanya pasif dan nyaris tanpa guna jika tidak dimanfaatkan.
Maka sebenarnya, seburuk apa pun pasangan hidup, ianya akan tetap menjadi rahasia bagi diri dan pasangannya selama tidak dikisahkan. Selama seseorang mampu menahan diri untuk tidak menulis curahan hati di media sosial, mustahil orang luar mengetahuinya.
Malangnya, penyakit sosial ini justru semakin subur. Bahkan ketika seseorang mengisahkan masalah rumah tangganya yang amat pribadi dan rahasia di depan publik, hal itu akan menjadi topik utama. Langsung menyebar dan dibicarakan di berbagai kesempatan oleh banyak kalangan; tanpa adanya sekat apa pun.
Tidak usah jauh-jauh. Lihatlah beranda akun media sosial, atau lihatlah tayangan televisi untuk sejenak saja. Saksikanlah. Berapa banyak istri yang tidak segan-segan mengisahkan ihwal keburukan suaminya.
Sebaliknya, berkunjunglah ke akun para laki-laki. Betapa banyak suami yang tak malu mengisahkan kekurangberkenanannya dengan sikap istrinya. Tentang tampilan luarnya, akhlaknya, dan seterusnya.
Jika ditelusuri, kita akan menemukan banyak contoh lainnya. Ini menjadi fenomena, padahal sebenarnya musibah yang menimpa umat manusia pada umumnya dan kaum Muslimin pada khususnya. Apalagi, mereka melakukannya dengan sadar, tanpa adanya paksaan dari pihak mana pun.
Satu hal yang luput disadari, bahwa fenomena tersebut merupakan efek sebab-akibat. Jika Anda sebagai istri mulai mengisahkan keburukan suami kepada keluarga Anda atau orang lain, maka sadarilah bahwa dalam waktu dekat, suami Anda akan lakukan hal serupa; dia akan menceritakan keburukan Anda kepada keluarga dan orang lain.
Dan ketika Anda berupaya sungguh-sungguh untuk menjaga kehormatan pasangan dengan merahasiakan keburukannya, insya Allah dia pun akan berlaku demikian.
Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjaga keutuhan dan rahasia rumah tangga kita dari setan dan bala tentaranya; dari golongan jin dan manusia. aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]