Ekspresi cinta seorang ayah (orang tua) kepada anaknya tidak hanya ditunjukkan dengan bekerja mengupayakan nafkah. Seorang ayah harus pula menunjukkan tanda sayangnya dengan belaian lembut, pelukan hangat, senyum menginspirasi, dan kecupan penuh sayang kepada anak-anaknya.
Selain bisa menautkan hati, rupanya ekspresi cinta ini merupakan satu di antara sekian banyaknya sunnah Nabi yang amat mulia. Bahkan, bagi mereka yang tak pernah menunjukkan ekspresi ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengomentarinya secara langsung dalam bentuk nasihat.
Hari itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencium kedua cucunya, Hasan dan Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, al-Aqra’ bin Habis melihat apa yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu. “Sesungguhnya,” ujar al-Aqra’, “aku memiliki sepuluh anak.” Lanjutnya jujur, “Dan, aku belum pernah mencium seorang pun di antara mereka.”
Mendengar penuturan jujur al-Aqra’, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun bersabda, “Barang siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.”
Bahwa mencium anak merupakan salah satu wujud sayang orang tua kepada anaknya, dan mampu menumbuhkan kecintaan sang anak kepada orang tuanya. Sebaliknya, jika ekspresi itu tidak ada, maka kasih sayang pun tak sempurna antara orang tua dan anak-anaknya.
Dibawakan oleh Imam al-Bukhari, suatu ketika Nabi didatangi oleh orang badui. Kepada tamunya itu, Nabi bertanya, “Pernahkah kamu mencium anak-anakmu?”
Jawab si badui, “Untuk apa aku mencium mereka?”
“Maukah kamu,” tanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bernada ancaman, “jika Allah Ta’ala mencabut kasih sayang dari hatimu?”
Dalam riwayat lain dari Ummul Mu’minin ‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq, setiap kali Fathimah az-Zahra berkunjung ke rumah Rasulullah, maka beliau langsung menyambut anaknya itu sembari berdiri, mendudukkannya di tempat duduk beliau, dan menciumnya. Bahkan, beliau tetap melakukan ini ketika Fathimah menjenguk Nabi yang sedang sakit menjelang wafatnya.
Maka tak heran, sebagaimana disebutkan dalam lanjutan hadits ini, Fathimah pun menyambut Nabi, mendudukkan beliau di tempat duduknya, dan menciumnya saat ayahnya itu datang bertamu ke rumahnya.
Sebuah teladan indah nan sarat hikmah yang kini jarang ditemui di kehidupan yang mendekati akhir zaman ini. Semoga, sunnah ini tetap subur di rumah kita. Aamiin. [Pirman/Keluargacinta]
1 Comment
Comments are closed.