Beristri lebih dari satu merupakan fenomena yang sudah ada sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam diutus. Beberapa Nabi pun diriwayatkan memiliki istri lebih dari satu dan mereka mampu bersikap adil.
Seiring berlalunya masa, beristri lebih satu pun dikerjakan oleh mereka yang tidak bertanggungjawab. Di zaman jahiliyah, banyak pelanggaran yang dilakukan oleh mereka yang memiliki istri lebih dari satu. Baik pelanggaran ringan maupun berat.
Kemudian Allah Ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam untuk menyempurnakan Islam yang mulia. Perbaikan akhlak; itulah misi utama sang Nabi. Di tangan beliau pula, beristri lebih dari satu yang masyhur dengan istilah poligami diatur dengan sangat baik hingga benar-benar memanusiakan manusia dan membawa maslahat bagi kehidupan.
Sayangnya, sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam hingga kini, banyak sekali pelanggaran yang dilakukan oleh oknum pelaku poligami. Alhasil, ajaran mulia yang merupakan bagian dari sunnah Nabi ini sering disalahkan dan ditolak oleh beberapa kalangan lantaran nafsunya.
Siang itu, kami berkesempatan mendengarkan kisah seorang teman. Baru beberapa bulan kenal di sebuah instansi. Laki-laki yang mantan pemain bola kampung ini memiliki postur ideal, rambut hitam, dan sedikit botak di kepala bagian depan.
Dalam perbincangan kala itu, ia mengakui fakta yang sama sekali belum pernah kami perkirakan. Pasalnya, jika melihat tampilan wajah dan ekonomi, laki-laki ini benar-benar tak penuhi kriteria tampan dan mapan hingga mudah memiliki istri lebih dari satu.
“Saya pernah menjalani kehidupan poligami. Tapi sekarang sudah cerai.” kisahnya.
“Apa yang bapak rasakan saat itu?” tanya salah satu di antara kami.
“Kalau secara hubungan (jima’), tentu beda.” jawabnya.
“Maksudnya beda?” tanya peserta yang lain.
“Seperti makan. Kalau pakai tempe terus, pasti bosan. Nah, ini kita bisa pilih dan ganti-ganti. Karena masing-masing pasangan memiliki karakter yang berbeda.” ujarnya.
Diskusi terus berlangsung hingga ke aspek kehidupan lain. Sosok yang menjagokan Perancis dalam gelaran Piala Eropa 2016 ini juga mengatakan, “Tapi saya berbohong. Istri kedua tidak diketahui oleh istri pertama. Saya dihantui rasa bersalah. Lalu saya ceraikan istri kedua. Istri kedua itu mantan pacar saya. Lebih cantik.”
Sungguh, kesalahan oknum tak layak kita jadikan dalih untuk menolak syariat Islam.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]
7 Comments
Comments are closed.