Lanjutan dari 5 KIAT DARI AL-QUR’AN UNTUK ATASI MASALAH KEUANGAN KELUARGA
Pembagi Rezeki
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat. Agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Qs. az-zukhruf [43]: 32)
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. Dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (Qs. Hud [11]: 6)
“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (di banding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (Qs. ar-Ra’d [13]: 26)
Selanjutnya, keluarga Muslim harus meyakini bahwa semua makhluk diciptakan lengkap dengan jatah rezekinya sampai akhir kehidupan. Tidaklah seorang makhluk hidup, kecuali Allah Ta’ala sudah menyiapkan jatah rezeki baginya.
Jatah rezeki itu sudah tetap, tercatat baik dalam Lauhul Mahfuzh. Seorang hamba tidak akan mendapatkan rezeki, kecuali sejumlah yang tercatat baginya. Karenanya, yang diperlukan adalah cara-cara terbaik dalam mengupayakan rezeki, sebab dengan cara apapun, yang diperoleh tidak akan pernah melebihi jatah untuknya.
Di tahap ini, ada seni untuk tidak mudah kagum dan menerbitkan iri kepada orang atau keluarga lain yang lebih kaya dalam hitungan materi. Sebab sampai kapan pun, iri tak akan pernah bisa mendatangkan rezeki. Sebagaimana tabiatnya yang merupakan penyakit, orang-orang yang iri hanya merusak dirinya sendiri.
Dan sudah menjadi Kehendak-Nya untuk melapangkan atau menyempitkan rezeki bagi siapa pun yang Dia Kehendaki. Manusia tidak punya kuasa dan mustahil menolak. Manusia hanya ditugaskan untuk berupaya sebaik mungkin, mengusahakan banyak pintu, dan menyerahkan seluruh hasil hanya kepada Allah Ta’ala. Sebab rezeki pasti sampai, meski seluruh makhluk berupaya menghalangi. Dan ia tidak akan digenggam, jika pun seluruh makhluk membantu mengupayakannya.
Rezeki hanya akan diberikan sesuai jatah, tidak pernah lebih atau berkurang. Selalu tepat waktu, tak pernah datang lebih awal atau terlambat.